| Durga Gugat | |||||||
| Sudah terpahat di setiap jidat dan dada manusia | |||||||
| dan setiap garis tangan mereka sejak kanak-kanak: | |||||||
| aku adalah pemegang berlaksa-laksa angkara | |||||||
| dan perampok jiwa dari hijau dedaunan dan sejuk embun… | |||||||
| Mengapa kaubiarkan kupahatkan angkara di setiap jidat dan dada manusia | |||||||
| dan setiap garis tangan mereka sejak kanak-kanak? | |||||||
| Mengapa tidak kaucegah kupegang dan kukobarkan berlaksa angkara | |||||||
| dan menjadi perampok jiwa dari hijau dedaunan dan sejuk embun? | |||||||
| Aku adalah korbanmu. Apakah engkau masih berdalih itu garis suratan | |||||||
| yang mustahil kauubah, padahal kau bukan kerbau yang dicocok hidungnya? | |||||||
| Engkau adalah mahadewa, namun mengapa kau sebegitu tak berdaya | |||||||
| atas buku garis suratan yang telah kalian ciptakan dengan semangat? | |||||||
| Tidakkah kau juga adalah pengobar bara yang menyala-nyala | |||||||
| dengan membiarkanku menyulut bara yang menyala-nyala, | |||||||
| padahal engkau adalah mahadewa, yang mestinya sangat berdaya? | |||||||
| Kini jawablah, apakah kau sedang bermain-main kuasa | |||||||
| dengan membeber permainan kata atas perempuan: | |||||||
| aku, hawamu, yang kini sedang gugat di depan lututmu | |||||||
| adakah engkau masih punya nurani dan jiwa???? | |||||||
| Mercure Hotel, Ancol | |||||||
| Jakarta, 8 Juni 2011 | |||||||
Minggu, 27 November 2011
Puisi Much. Khoiri: DURGA GUGAT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar