It’s A Place for Self-Reflection, The World of Words Expressing Limitless Thoughts, Imagination, and Emotions

Rabu, 05 Januari 2011

Puisi: CINTAKU TAK STABIL


Say, cintaku padamu tak stabil, namun pasang-surut tiap waktu.

Cintaku harini bisa sebesar bumi-cakrawala membentang, tapi entahlah esok hari: Mungkin ia hanya sekecil biji sawi atau sebutir zarah di tengah gurun teramat luas.

Harini mungkin ia mampu melesat terbang tinggi menyentuh setiap gapura cakrawala, mengucap salam kepada seluruh penghuninya—atau mampu mencapai kedalaman tak terukur dan jarak tak berpangkal, namun entahlah esok hari: Mungkin esok ia hanya seekor kutu di bawah tempurung pengap dan tergenangi lumpur becek dan memuakkan.

Atau saat ini ia seluas berlaksa galaksi dengan milyaran planetnya. Namun alangkah sombongnya aku bila aku berani menjaminnya tetap utuh sama persis esok hari. Ya, aku tak pernah berani menjaminnya—atau memproklamirkan kebohonganku padamu. Kebohonganku akan melangit dan menggunung bila aku berani memastikan bahwa cintaku tak senantiasa membesar-mengecil, menguat-melemah, dan saling-mengimbangi.

Say, aku manusia biasa yang tak kuasa apa-apa atas waktu dan ruang kasat mata. Kekerdilan ini memaksa aku tunduk dalam kepasarahan yang purna—pun perlawananku pastilah sia-sia belaka. Sungguh, aku tak mampu menolak rahasia kelemahan di balik kekuatan, kejalangan di balik ketenangan jiwa, kehalusan budi di balik kecongkakan, dan kebencian di balik kerinduan.

Dalam ayunan langkah dan irama dawai kasih kita, tugasku hanya memupuk, memelihara, dan mengembangkan cintaku padamu di taman hati—agar kita membaginya dengan segala rasa dan pengabdian ikhlas, sebagaimana api dan baranya yang senantiasa membiaskan cahayanya ke segala arah.

Maka, kupersilakan engkau menentukan jalanmu: mengalir bersama riak-riak kecilku atau mendayung sampanmu sendiri menuju pantai harapan yang jauh di seberang. Atau, begini saja: cintailah aku apa adanya—dengan segala romantika tangis dan tawa, tanpa lebih dan tanpa kurang.


Pasuruan-Surabaya, 21 Februari 2002

4 komentar:

aliflailiya mengatakan...

Seandainya kekasih hati memberikan puisi ini padaku mungkin akan berujung pada pertengkaran, hhehe ...just kidding !!!, tapi kalo diselami maknanya emang ROMANTIS sekali cuma kadang perempuan lebih suka dibohongi kalo urusan cinta

my creative forum mengatakan...

Jeng Alif, trims banyak atas komen-mu. Puisi itu ekspresi pikiran, perasaan, bathin, jiwa, dan kedirian seseorang. Sy menulis puisi tsb setelah panjang merenungkan hakikat cinta...
salam

Fatikhatul Kholifah mengatakan...

that's so admirable, Sir...
i love all your gorgeous writing whatsoever..
hopefully i can write just like yours Sir,..

deenee mengatakan...

cinta yang berfluktuasi....