It’s A Place for Self-Reflection, The World of Words Expressing Limitless Thoughts, Imagination, and Emotions

Selasa, 16 September 2008

Cerpen: KEMATIAN SUKRENI

Sukreni mati dua kali. Kematian pertama terjadi bersama tewasnya suami dalam insiden bom Bali. Karena suami adalah cinta seja-tinya—dan segalanya, hidup sela-jutnya bagai ilalang di padang gersang. Luka itu sangatlah dalam. Tidak sedikit lelaki yang ingin mengobati luka itu. Namun, sebelum ditemukan seseorang yang mampu melakukannya, ke-matian keduanya pun terjadi.

Minggu, 10 Agustus 2008

Puisi: SERAKAH, SENANDUNG NAPI PELARIAN, BOURBON TENGAH MALAM

Serakah
Nyalimu telah membuang malu
dengan aneka-macam cara dan laku:
Gurita-raksasa tanganmu, buldozer kakimu,
traktor bahumu, truk trailer punggungmu;
kau berangkat membabat dan bebas mengeruk
kota beserta gedung, kekayuan di hutan hijau
laut serta tiram, bebatuan lembah-&-puncak gunung
-- semua habis kauangkut ke gudang rumahmu!

Jumat, 01 Agustus 2008

Puisi: PERSAKSIAN BISU & SAJAK SANG WAKTU


Persaksian Bisu
Sengaja aku tulis sajak ini, mitraku
di bawah persaksian ruang-waktu
atas persuaan damai jiwa dan kalbu
sesetia riak dan gelombang bagi laut
laksana api dan baranya yang membiru:

Puisi: PESAN IBU UNTUK ANAKNYA, SAJAK IDENTITAS, SEORANG AKU MELIHAT ALAM


Pesan Ibu untuk Anaknya
Anakku, lahirlah engkau, untuk s’lalu membaca:
Dunia ini musti sekolahmu, hidup ini pelajaranmu.
Entah siang entah malam, bacalah langit bersama
mentarinya, rembulan, gemintang, awan, hujan—

Selasa, 29 Juli 2008

Cerpen: SUARA MISTERIUS

Hari itu Senin kedua bulan Oktober, persis pukul 20:34 WITA. Pesan misterius muncul pertama kali dalam handphone lewat short message service (SMS). Namun tak seorang pun yakin mengapa jam dan hari itu jatuh sebagai pilihan. Dalam banyak peristiwa aneh, reaksi spontan manusia adalah kesangsian, ketidakpercayaan. Bahkan manusia sering tak mempercayai pancainderanya sendiri.

Senin, 21 Juli 2008

Puisi: PERSAKSIAN BISU

Persaksian Bisu
Sengaja aku tulis sajak ini, mitraku
di bawah persaksian ruang-waktu
atas persuaan damai jiwa dan kalbu
sesetia riak dan gelombang bagi laut
laksana api dan baranya yang membiru: